FACEBOOK BIKIN STRESS?
Survei Media Literacy Network terbaru menunjukkan, remaja Belanda banyak yang menderita stres akibat tekanan dari media sosial yang mengerikan.
Dari 500 remaja Belanda yang diwawancarai dalam survei itu, sebanyak 86% responden mengaku selalu membawa serta telepon selular (ponsel) pintarnya. Sebanyak 60% responden mengaku panik jika tidak segera melihat pesan yang baru masuk. Dan seperempat responden mengaku stres jika tidak bisa terus-menerus melihat perkembangan pesan di media sosial seperti Facebook, Ping, Twitter, MSN dan Hyves.
Para remaja itu mengaku ketakutan jika mereka melewatkan sesuatu di media sosial. Ketakutan itu membuat mereka stres.
Kebanyakan dari mereka juga mengatakan bahwa penggunaan media sosial telah menjauhkan mereka dari interaksi dengan anggota keluarga, mengganggu konsentrasi, prestasi sekolah, bahkan jam tidurnya, lansirRadio Nederland (09/05/2012).
Untuk mendorong anak-anak muda lebih banyak melakukan kegiatan di dunia nyata, Media Literacy Network melucurkan kampanye tentang bahaya penggunaan media sosial yang berlebihan.
MLN didirikan oleh dua warga Belanda dan berpusat di Amsterdam pada tahun 2004. Organisasi in tahun 2008 mendapatkan bantuan dari Komisi Eropa untuk penyelenggaraan pelatihan literasi media bagi para pendidik, pustakawan, organisasi pemuda dan media serta staf pemerintahan.
Facebook dan Etika Islam
Facebook merupakan sebuah fitur yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan banyak orang secara sangat mudah. Facebook menjadikan pertemanan semakin mudah dan dekat. Seseorang di Jakarta dapat memperoleh teman atau kenalan di New York dan berkomunikasi dengannya hampir di setiap saat dengan biaya sangat murah. Facebook juga memungkinkan mereka saling bertukar foto dan profil masing-masing sehingga lebih saling mengenal jauh lebih baik dari sekedar berkomunikasi lewat telpon.
Bagaimana dengan etika dalam komunikasi facebook? Sama halnya dengan komunikasi via telepon yang sudah lebih dulu digunakan, komunikasi via facebook juga menuntut etika tertentu. Meski secara teknis tidak ada pembatasan dalam hal berucap atau penayangan profil –bisa saja seseorang berkata-kata tidak senonoh atau menampilkan profil yang kurang bersusila- akan tetapi sanksi moral yang diperoleh justru lebih berat dan lebih cepat. Sebab dalam facebook, profil seseorang yang sudah menjadi “teman” dapat dilihat dan diakses oleh temannya yang lain. Karena itu, seseorang akan berpikir seribu kali jika dia ingin menampilkan sesuatu yang “jorok”. Itu sama saja dengan bertelanjang di muka umum.
Dalam etika Islam, sangat tidak disukai (baca: dilarang) seorang pria dan wanita yang bukan muhrim berdua-duaan. Rasulullah saw. Bersabda: “Janganlah sekali-kali seseorang di antara kalian bersunyi-sunyi dengan seorang perempuan lain kecuali disertai muhrimnya”. HR Bukhari dan Muslim.
Hadis di atas mengisyaratkan suatu prinsip dasar etika pergaulan dalam Islam berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Prinsip tersebut adalah larangan pria dan wanita yang bukan muhrim untuk berduaan di tempat yang sunyi. Kalau kasusnya ditarik kepada kasus facebook, maka pertanyaannya adalah apakah berkomunikasi dalam facebook itu sama dengan atau sama bahayanya dengan berduaan di tempat sunyi. Jika sama, tentu hukumnya akan sama pula. Jika tidak, maka hukumnya tidak bisa dipersamakan. Dalam metodologi hukum Islam, metode ini disebut analogi atau qiyas.
Prinsip etika Islam lainnya dalam bergaul adalah larangan bergunjing, menghasut, berkata porno, serta perintah untuk mengucapkan sapaan yang baik, menjawab salam dan seterusnya. Prinsip-prinsip ini jika dapat diterapkan dalam pergaulan dan komunikasi facebook tentu menjadi pergaulan yang baik.
----------------------------------------
Sumber:
Posting Komentar